Saturday, September 13, 2008

Chang'an dulu, Xi'an kini

Sekitar tahun 80-an, ada film seri kungfu kondang yang berjudul “the legend of condor heroes”. Sang tokoh bernama Kwee Cheng dengan pasangannya Oey Yong. Keduanya aktif beraksi di dunia Kang Ouw dan ada periode dimana mereka membantu pemerintah untuk mempertahankan Ibu Kota Xiang Yang dan Chang’an di jaman Dinasti Sung, Tiongkok, sekitar abad 9. Saat itu, kedua kota ini memiliki peranan penting dari segi politik dan ekonomi.

Tak dinyana, lebih dari 10 abad kemudian, Kota Chang’an, yang kini bernama Xi’an masih menyimpan pesona keemasannya. Konon, daerah ini memang sudah menjadi tempat pemukiman dari sejak jaman neolitik. Bahkan dinding yang mengitari kota Xi’an sebetulnya sudah dibangun sejak 194 AD. Dinding ini direkonstruksi di jaman dinasti Ming dan menjadi dinding yang mengelilingi kota tua Xi’an sampai saat ini.

Biasanya turis yang mengunjungi Xi’an bertujuan untuk mengunjungi situs galian patung terracotta yang saat ini menjadi bahan cerita di film mummy 3. Tetapi, situs yang tidak kalah menarik di Xi’an adalah perkampungan muslim yang letaknya persis ditengah-tengah kota Tua Xi’an. Daerah ini penuh dengan toko-toko jajanan dan barang-barang antik, dan juga menjadi tempat salah satu masjid tertua di China, the Great Mosque of Xi’an. Masjid ini dibangun tahun 748 AD dan arsitekturnya murni arsitektur Tiongkok. Sentuhan timur tengah hanya ditemui pada ukiran-ukiran kaligrafinya. Masjid ini masih aktif menjadi tempat ibadah kaum muslim di Xi’an selain menjadi obyek wisata turistik.

Penganan dan jajanan yang membanjiri kios-kios di perkampungan muslim ini banyak yang mirip dengan jajanan pasar yang ada di Indonesia: ada yang berbentuk seperti Jenang dan wajik dari jawa, ada yang mirip sekali dengan kue putu betawi, kue tambang, manisan buah, sejenis dodol dan juga berbagai macam kudapan serupa dengan enting-enting.

Berbeda dengan komunitas muslim di negara lain yang pernah saya kunjungi, toko-toko makanan ini tetap buka dan menjalankan bisnisnya seperti biasa di siang hari di bulan Ramadhan. Prinsip yang saya lihat disini “Puasa sih puasa, tapi bisnis bisa jalan terus, wong banyak orang yang gak puasa mau makan kok….."


1 comment:

catatanwongblokm said...

Yang paling menarik artikel ini diposted hampir jam 2 pagi. What a life, Chit?

Lebih menarik lagi, menceritakan tentang kota, yang bahkan berkali-kali muncul dimimpiku, walau memang belum pernah kesana....

Kebayang cerita Siauw Tiauw Eng Hiong dan Sin Tiauw Hiap Lu yang bersetting di kota ini......

Satu saat aku berharap bisa ke kota ini, sambil memegang tongkat, memainkan jurus2 18 Jurus Penakluk Naga dibarengi dengan Tongkat Pemukul Anjing....